Rabu, 23 November 2016

TEKNIK MEDICAL IMAGING Kelompok 5 (Mner Harvani B. Boky S.KM M.Kes)

Mata Kuliah    : Wawasan Iptek
Dosen              :1.        dr. A.J.M.Rattu,MS.PhD,AIFO          
 2.        dr. Budi Rattag, MPH
 3.        Harvani B. Boky,SKM,M.Kes
 4.        Ir. Hans Wowor,MT
 5.        Hesky Kolibu, St,MT

TEKNIK MEDICAL IMAGING

KELOMPOK 5:
1.     Wulan Mongilala  14111101367
8.      Shinta Palinggi       14111101406
2.     Gisela salim          14111101382
9.     Jeferson Bawang  14111101413
3.     Jesie umboh         14111101396
10.  Claudia K   14111101357
4.     Ian wuisan            14111101390
11.  Intan k                    14111101420
5.     Vejenia Tumiwa  14111101395
12.  Cindy Masie      14111101065
6.     Johanna M           14111101401
13.  Nurhikmah         14111101206
7.     Aprillia P.I.B        14111101405
14.  Pujiati R     14111101303




FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2016

KATA PENGANTAR
            Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang mahakuasa karena atas penyertaan dan tuntunan-Nya sehingga saya, bisa menyelesaikan makalah “TEKNIK MEDICAL IMAGING” ini, dalam rangka pemenuhan tugas mata kuliah Wawasan Iptek
            Dalam pembuatan makalah ini saya mengalami begitu banyak tantangan dan kesulitan, tetapi dengan bantuan beberapa pihak tantangan dan kesulitan tersebut boleh teratasi. Untuk itu kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini
            Makalah ini memuat penjelasan tentang bagimana usaha pengankapan ikan dan hubungan dengan K3 sehingga terhindar dari kecelakaan kerja. Saya berharap pembaca dapat memahami materi-materi ini guna diaplikasikan dalam dunia kesehatan masyarakat
            Seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak retak” dalam arti bahwa kami menyadari makalah ini belum sempurna, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan guna penyempurnaan makalah ini. Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat berguna pagi pembaca.


Manado,   november 2016

                                                                                                                        Kelompok 5







DAFTAR ISI
KATA PENGANTARi……………………………………………………………......                 i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..                ii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………….                1
1.1  Latar Belakang..,……………………………………………………………………                1
1.2  Tujuan penulisan…………………………………………………………………....                1
1.3  Manfaat penulisan..………………………………………………………………...                1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….              2
2.1  TEKNIK MEDICAL IMAGING….………………………………………………………...             2
2.2  Endoskopi (Endoscopy)…………………………………………………………….                  3
2.3  CT-Scan…………………………………………………………………………….                  4
2.4     Nuclear Medicine………………………………………………………………..….                    5
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………..              7
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………                8
3.2 Saran………………………………………………………………………………..                9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..







BAB I
Latar Belakang
1.1  Pendahuluan
Kemajuan teknologi di bidang kesehatan yang ada pada saat ini memberi kemudahan bagi para praktisi kesehatan untuk mendiagnosa penyakit serta menentukan jenis pengobatan bagi pasien. Salah satu bentuk kemajuan tersebut adalah penggunaan alat MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk melakukan pencitraan diagnosa penyakit pasien
MRI( Magnetic Resonance Imaging ) merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh anda dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X, ataupun bahan radioaktif. selama pemeriksan MRI akan memungkinkan molekul-molekul dalam tubuh bergerak dan bergabung untuk membentuk sinyal-sinyal. Sinyal ini akan ditangkap oleh antena dan dikirimkan ke komputer untuk diproses dan ditampilkan di layar monitor menjadi sebuah gambaran yang jelas dari struktur rongga tubuh bagian dalam.
MRI menciptakan gambar yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan lebih sensitive untuk menilai anatomi jaringan lunak dalam tubuh, terutama otak,.sumsum tulang belakang, susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksaan x-ray biasa maupun CT scan Juga jaringan lunak dalam susunan musculoskeletal seperti otot, ligament , tendon , tulang rawan , ruang sendi seperti misalnya pada cedera lutut maupun cedera sendi bahu. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan dengan MRI yaitu evaluasi anatomi dan kelainan dalam rongga dada, payudara , organ organ dalam perut, payudara, pembuluh darah, dan jantung..

1.1  Tujuan penulisan
1.      Untuk mengetahui TEKNIK MEDICAL IMAGING?
2.      Untuk mengetahui Endoskopi (Endoscopy)?
3.      Untuk mengetahuiCT-Scan?
4.      Untuk mengetahui Nuclear Medicine

1.2  Manfaat penulisan
1.      Kita dapat mengetahui TEKNIK MEDICAL IMAGING
2.      Kita dapat mengetahui Endoskopi (Endoscopy)
3.      Kita dapat mengetahui CT-Scan
4.      Kita dapat mengetahui Nuclear Medicine
PEMBAHASAN
BAB II

TEKNIK MEDICAL IMAGING

Medical imaging adalah teknik atau proses untuk mendapatkan gambar tubuh khususnya gambar dalam tubuh untuk keperluan medis. Medical imaging dilakukan diantaranya untuk mengetahui bentuk dan fungsi organ tubuh, sebaran zat tertentu dan perubahan metabolisme di dalam tubuh. Saat ini telah dimanfaatkan untuk keperluan ini adalah :

                        1.  Endoscopy
                        2. Computed Tomography (CT – Scan )
                        3. Nuclear Medicine
                         
Tujuan Medical Imaging memiliki antara lain :
1.                  Untuk mengembangkan metode komputasi dan Algoritma untuk menganalisis dan menghitung data biomedis.
2.                  Untuk berkolaborasi dengan peneliti NIH di pusat penelitian lain dala menerapkan analisis informasi dan visualisasi untuk masalah biomedis.
3.                  Untuk mengembangkan alat (baik hardware ataupun software) untuk memberikan kemampuan untuk menganalisa data biomedis dan mendukung penemuan dan kemajuan biomedis.

Medical Imaging merupakan teknik untuk membuat gambar tubuh manusia (atau bagian dan fungsinya) untuk tujuan klinis (prosedur medis berusaha mengungkapkan, mendiagnosa dan memeriksa penyakit) atau ilmu kedokteran. Medical Imaging merupakan komponen penting di berbagai bidang penelitian biomedis dan praktek klinis. Sudah banyak sekali manfaat Medical Imaging dalam dunia klinis contohnya para peneliti biologi sel dapat membentuk 3D confocal set data mikroskop, kemudian Virologis dapat menghasilkan rekonstruksi 3D virus dari mikrogaf, ahli radiologi dapat mengidentifikasi dan menghitung tumor dari MRI dan CT scan dan ahli saraf dapat mendeteksi aktifita otak daerah metabolisme dari PET dan fungsional MRI scan. Analisis ini memerlukan kuantitasi komputerisasi yang canggih.

1.      Endoskopi (Endoscopy)
Endoskopi adalah alat medis yang sangat berguna untuk melihat rongga-rongga dalam tubuh.Pada dasarnya alat ini adalah sebuah selang panjang yang ujungnya diberi kamera dan alat-alat medis lainnya. Lalu selang tersebut akan dimasukkan tubuh kita. Cara memasukkannya tergantung organ mana yang ingin diperiksa.Jadi bisa dibayangkan agak ngeri apabila melihat prosesnya. Tetapi ditangan yang ahli proses ini tidak sesakit yang dibayangkan. Di bawah ini akan dijelaskan apa itu endoskopi. Endoskop adalah alat yang digunakan dalam pemeriksaan endoskopi. Alat ini berbentuk pipa kecil panjang yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh, misalnya ke lambung, ke dalam sendi, atau ke rongga tubuh lainnya. Di dalam pipa tersebut terdapat dua buah serat optik. Satu untuk menghasilkan cahaya agar bagian tubuh di depan ujung endoskop terlihat jelas, sedangkan serat lainnya berfungsi sebagai penghantar gambar yang ditangkap oleh kamera. Di samping kedua serat optik tersebut, terdapat satu buah bagian lagi yang bisa digunakan sebagai saluran untuk pemberian obat dan untuk memasukkan atau mengisap cairan.Selain itu, bagian tersebut juga dapat dipasangi alat-alat medis seperti gunting kecil, sikat kecil, dll.
 






                                                                                                                                  

Gambar 6. Endoskop


Manfaat Endoskopi :
1.      Mengetahui bagaimana keadaan bagian dalam saluran cerna ( apakah ada luka, daging tumbuh, kelainan bentuk saluran cerna, dll ).
2.       Dapat digunakan untuk mengambil contoh jaringan bagian dalam ( biopsy ) guna pemeriksaan.

Endoskopi dapat digunakan untuk melihat bagian dalam tubuh, antara lain:
1.                  Saluran cerna ( gastrokopi )
2.                  Usus besar ( kolonoskopi )
3.                  Rongga perut atau rongga di luar usus ( peritoneoskopi atau laparoskopi )
4.                  Saluran empedu dan pancreas ( endoscopic retrograde cholagio pancreatography )

 







Endoskopi dilakukan pada keadaan :
1.                  Keluhan saluran cerna yang berulang ( kronis atau berat ). Dilakukan tindakan gastroskopi.
2.                  Pendarahan saluran cerna atas ( muntah darah dan buang air besar berwarna hitam ) dilakukan tindakan gastroskopi.
3.                  Pendarahan saluran cerna bawah.dilakukan kolonoskopi.
4.                  Adanya perubahan kebiasaan pada waktu buang air besar.dilakukan tindakan kolonoskopi.
5.                  Pengobatan varices ( pelebaran ) pembuluh darah pada tenggorokan.dilakukan tindakan gastroskopi.
Endoskop biasanya digunakan bersama layar monitor sehingga gambaran organ yang diperiksa tidak hanya dilihat sendiri oleh operator, tetapi juga oleh orang lain di sekitarnya. Gambar yang diperoleh selama pemeriksaan biasanya direkam untuk dokumentasi atau evaluasi lebih lanjut.
 






Gambar 8. Hasil Pemeriksaan

Endoskopi juga sangat berperan dalam menentukan penyebab pendarahan saluran cerna yang sulit ditentukan berdasarkan pemeriksaan radiologis.Beberapa lesi (terlihat putih atau pucat) yang tak terlihat pada pemeriksaan radiologis dapat diketahui dengan pemeriksaan endoskopi.Berdasarkan fungsinya endoskopi terbagi dua yakedokteran nukliri endoskopi diagnostik dan endoskopi terapeutik.Endoskopi diagnostik berperan dalam menentukan penyebab pendarahan dan lokasi lesi yang terjadi, sedangkan endoskopi terapeutik berperan untuk menghentikan pendarahan yang terjadi. Endoskopi pada saluran cerna dibagi menjadi dua bagian besar, yakedokteran nukliri endoskopi saluran cerna atas ( esofagoduodenoskopi ) dan saluran cerna bawah ( kolonoskopi ). Disusul sekarang ada kapsul endoskop.
 







Gambar 9. Kapsul Endoskop

Endoskopi tidak hanya berfungsi sebagai alat periksa tetapi juga untuk melakukan tindakan medis seperti pengangkatan polip, penjahitan, dan lain-lain.Selain itu, endoskopi juga dapat digunakan untuk mengambil sampel jaringan jika dicurigai jaringan tersebut terkena kanker atau gangguan lainnya. Beberapa jenis gangguan yang dapat dilihat dengan endoskopi antara lain : abses, sirosis biliaris, perdarahan, bronkhitis, kanker, kista, batu empedu, tumor, polip, tukak, dan lain-lain. Prosedur medis yang menggunakan endoskopi mempunyai berbagai macam nama, tergantung jenis dan organ yang diperiksa. Berikut beberapa contohnya :
1.                  Thorakoskopi, pemeriksaan pleura, rongga pleura, mediastinum dan perikardium ( bagian-bagian paru-paru dan jantung ).
2.                  Proktoskopi ( sigmoidoskopi dan proktosigmoidoskopi ), untuk memeriksa rektum dan kolon sigmoid.
3.                  Laringoskopi, untuk memeriksa laring ( salah satu bagian saluran napas ).
4.                  Laparoskopi, untuk melihat lambung, hati, dan organ-organ lain di dalam rongga perut.
5.                  Gastroskopi, untuk melihat dinding dalam esofagus, lambung, dan usus halus.
6.                  Sistoskopi, untuk melihat saluran kencing, kandung kencing dan prostat.
7.                  Kolposkopi, untuk memeriksa vagina dan mulut rahim.
8.                  Kolonoskopi, untuk memeriksa usus besar.
9.                  Bronkhoskopi, untuk melihat trachea dan cabang-cabang bronkhus ( bagian dari saluran napas ).
10.              Arthroskopi, untuk melihat sendi.

2.      CT-Scan
Computed Tomography ( CT ) scan, juga disebut tomografi terkomputerisasi aksial ( CAT ) adalah prosedur pencitraan medis yang menggunakan x-ray untuk melihat gambar penampang tubuh. Sebuah system pencitraan CT menghasilkan gambar penampang atau „ irisan‟ dari area tubuh.CT scan menggunakan beberapa khusus sinar-X untuk melihat area tubuh dari sudut yang berbeda dan kemudian memberikan beberapa gambar penampang dari tubuh. Keuntungan visualisasi yang lebih baik yang ditawarkan oleh CT dibandingkan X-ray diimbangi dengan risiko paparan radiasi yang lebih besar, penambahan biaya dan waktu. Cara kerja CT – Scan :

 







Gambar 10. Pancaran X-ray pada CT-Scan


 




Gambar 11. Ilustrasi Pemeriksaan dengan CT-Scan

1.                  Sebuah meja bermotor bergerak pasien melalui pembukaan melingkar dalam sistempencitraan CT.
2.                  Sementara pasien dalam pembukaan sistem pencitraan CT, sumber sinar-x dan detektor dalam perumahan berputar di sekitar pasien. Sebuah rotasi tunggal memakan waktu sekitar 1 detik.Sumber sinar-x menghasilkan, sempit berbentuk kipas sinar x-ray yang melewati bagian tubuh pasien.
3.                  Sebuah detektor berlawanan dari sumber sinar-x catatan sinar-x melewati tubuh pasien sebagai gambar "snapshot". Banyak berbeda "snapshot" (di sudut banyak melalui pasien) yang dikumpulkan selama satu putaran lengkap.
4.                  Untuk setiap rotasi dari sumber sinar-x dan detektor, data gambar yang dikirim ke komputer untuk merekonstruksi semua "snapshot" individu ke dalam satu atau beberapa gambar penampang (irisan) dari organ-organ internal dan jaringan.

Kegunaan CT – Scan :
1.                  Diagnosis penyakit, trauma, atau kelainan.
2.                   Perencanaan, membimbing, dan pemantauan terapi.
3.                  Digunakan untuk diagnosis untuk menunjukkan detail dari bagian dalam tubuh Anda, seperti paru-paru, otak, organ-organ perut, tulang dan pembuluh darah.
4.                  Dapat digunakan untuk melihat bagian dalam tubuh Anda daripada menggunakan operasi.
5.                  Meskipun CT scan menggunakan radiasi, tidak ada radiasi yang tersisa dalam tubuh Anda setelah scan selesai
6.                   Tidak menimbulkan rasa sakit, akurat dan cepat

Berikut adalah contoh hasil dari pencitraan dengan CT-Scan :
 







Gambar 12.( a ) Penampang melintang otak.              ( b ) Penampang tengkorang tampak depan

Seperti dalam banyak aspek kedokteran, ada risiko yang terkait dengan penggunaan CT. Resiko utama yang berhubungan dengan CT adalah:
1.                  Peningkatan risiko seumur hidup dari kanker karena x-ray paparan radiasi.
2.                  Reaksi alergi mungkin atau gagal ginjal karena agen kontras, atau "pewarna" yang dapat digunakan dalam beberapa kasus untuk meningkatkan visualisasi.
3.                  Kebutuhan untuk tambahan tindak lanjut tes setelah menerima hasil tes abnormal atau untuk memantau efek pengobatan pada penyakit, seperti untuk memonitor tumor setelah operasi pengangkatan. Beberapa dari tes ini mungkin risiko tambahan invasif dan sekarang.
Dalam beberapa kondisi langka lama paparan, dosis tinggi, x-ray dapat menimbulkan efek kesehatan lain yang merugikan, seperti kemerahan kulit (eritema), cedera jaringan kulit, rambut rontok, katarak, dan berpotensi cacat lahir, (jika pemindaian dilakukan selama kehamilan). Paparan radiasi merupakan perhatian pada orang dewasa dan anak-anak. Namun kekhawatiran lebih besar untuk anak-anak karena mereka lebih sensitif terhadap radiasi dan memiliki harapan hidup lebih panjang daripada orang dewasa. Akibatnya eksposur terakumulasi selama seumur hidup anak lebih mungkin untuk menghasilkan efek kesehatan yang merugikan. Ukuran seorang anak kecil juga memiliki dampak pada dosis radiasi yang mereka terima. Misalnyajika CT scan dilakukan pada anak menggunakan parameter yang sama seperti yang digunakan pada orang dewasa, dosis yang tidak perlu besar akan dikirim ke anak. Peralatan CT pengaturan (paparan parameter seperti, x-ray tabung saat ini, ketebalan irisan, atau pitch) dapat disesuaikan untuk mengurangi dosis secara signifikan dengan tetap menjaga kualitas gambar diagnostik.

3.      Nuclear Medicine
Nuclear medicine atau kedokteran nuklir adalah bidang keahlian dalam kedokteran yang menggunakan isotop radioaktif secara aman, tanpa sakit, dan murah, baik untuk pencitraan maupun untuk pencegahan dan pengobatan penyakit.
Ada 2 fokus utama dalam kedokteran nuklir.

1.                  Pencitraan organ tubuh
Pencitraandisini unik karena bisa menggambarkan fungsi dan struktur organ tubuhsekaligus. Dengan cara ini dapat diperoleh informasi medis tanpamelalui operasi, yang dengan cara lain mungkin tidak bisa dilakukan, membutuhkan operasi atau biaya diagnosa yang lebih mahal. Karenakemampuan untuk menggambarkan fungsi danstruktur  organ (bukan struktursaja), maka banyak penyakit yang bisa dideteksi lebihdini, dengandemikian pengobatannyapun menjadi lebih efektif.


2.                  Pencegahan dan pengobatan
Beberapa penyakit yang lazim diobati denganterapi kedokteran nuklir adalah thyroid(kelenjar gondok), prostatecancer (kanker prostat), hyperthyroidism, cancer bone pain,polycythaemia(kelainan sel darah merah dan kenaikan jumlah darah) dan leukemia(kenaikan jumlah sel darah putih) serta banyak penyakit lainnya.Untuk Eropa terapi kedokteran nuklir bahkan sudah lazim diterapkan dalam pengobatanarthritis (radang sendi). Aplikasi secara klinis dari isotop radioaktifdimulai tahun 1937 untuk penanganan penderita leukemia diUniversityof California di Berkeley. Kedokteran nuklir mempunyai beberapa keuntungan :
1.                  Prosedur-prosedur kedokteran nuklir tidak sakit dan tidak membutuhkan anesthesia.
2.                  Prosedur-prosedur kedokteran nuklir sangat aman dan hemat biaya
3.                  Jumlah radiasi yang digunakan dalam prosedur-prosedur kedokteran nuklir adalah sebanding dan bahkan lebih kecil dari yang diterima pasien jika menggunakan diagnosis sinar-X. Ketiga hal di atas dapat dijelaskan kurang-lebih sebagai berikut : Penggunaan isotop radioaktif dalam kedokteran nuklir ( diistilahkan dengan radiopharmaceutical, kadang radio-nuklida atau tracer ) dapat dengan cara in vivo, yakedokteran nukliri sejumlah radiopharmaceutical dimasukkan secara langsung ke dalam tubuh pasien, atau secara in vitro, dimana diagnosa dilakukan dalam test tube. Dalam prosedur in vivo, radiopharmaceutical dapat bekerja sama dan tidak dianggap sebagai benda asing oleh tubuh manusia. Radiopharmaceuticals itu sendiri adalah unsur-unsur (baca elemen) yang terdapat dalam tubuh manusia. Bedanya kedalam unsur tersebut telah ditambahi dengan sedikit (<10-6M) radiopharmaceutical dari unsur yang sama. Dalam prosedur in vitro, radioimmunoassay (RIA) merupakan tipe khusus prosedur in vitro yang mengkombinasi penggunaan radio-nuklida dengan antibody untuk mengukur level hormon, vitamin dan obat dalam darahpasien.
4.                  Prosedur-prosedur kedokteran nuklir adalah yang paling aman diantara prosedur pencitraan untuk diagnosa yang ada.
5.                  Tersedia hampir 100 prosedur pencitraan dalam kedokteran nuklir.
6.                   Pencitraan dengan prosedur in vivo dalam kedokteran nuklir adalah eksklusif karena bisa memberikan informasi tentang fungsi dan morfologi dari organ yang dipelajari sekaligus. Hal ini sangat berbeda dengan prosedur radiologi biasa (sinar-X), computed tomography

                        (CT) maupun nuclear magnetic resonance imaging (MRI) yang hanya bisa menggambarkan stuktur/anatomi saja.  Dalam pencitraan planar kedokteran nuklir, konsentrasi radiopharmaceutical dalam suatu bagian volume tertentu dari tubuh dipetakan ke dalam citra 2-D. Studi dinamik dapat dilakukan dengan akusisi dari deretan cepat citra-citra planar, yang diikuti oleh pendefinisian bagian yang ingin diamati dan pemrosesan komputer. Akusisi radial sekitar obyek dan rekonstruksi memungkinkan pemetaan tomografi yang dapat direkam.Metodologi ini, ketika digunakan bersama single-photon detection dikenal dengan single-photon emission computerized tomography (SPECT) dan memberikan kontras yang lebih baik disbanding citra planar.Dengan tersedianya gamma camera yang dapat berputar dengan harga yang terjangkau telah memungkinkan SPECT dipakai secara meluas dalam kedokteran nuklir. Peralatan pencitraan yang lain yang paling handal tapi masih relatif mahal adalah positron emission tomography (PET) scanner. PET adalah tekedokteran nuklirik diagnosa dan investigasi yang memungkinkan studi in vivo kuantitatif dari jaringan metabolisme lokal, biokimia dan farmakologi. PET tidak menggunakan metode tidak langsung atau parameter fisik untuk mempelajari fungsi suatu organ atau untuk memperoleh visualisasinya. PET mencakup detekti, visualisasi dan kuantisasi dari distribusi radioaktif dari molekul-molekul pemancar positron yang menyusun suatu fungsi biologis. Karenanya PET memberikan representasi hidup dari obyek yang sedang dipelajari.

 




                                                                                             

Gambar 13. Nuclear Medicine
Pada imaging nuklir, suatu senyawa organik bertanda (radiofarmaka) pemancar sinar gamma/positron yang telah di-ketahui metabolismenya secara spesifik pada organ tubuh yang diselidiki, dimasukkan ke dalam tubuh pasien melalui penyuntikan, oral atau pernafasan. Radiofarmaka bergabung dengan proses metabolisme dalam tubuh, akhirnya terkumpul dan terdistribusi pada tempat-tempat tertentu. Kemudian suatu detektor radiasi didekatkan pada tubuh pasien, untuk menetapkan tempat di dalam tubuh asal sinar itu dipancarkan, sehingga pola distribusinya pada tempat tersebut serta perpindahannya dari satu tempat ke tempat lain dapat diketahui secara tepat.
 







Gambar 14. Hasil Pemeriksaan dengan Nuclear Medicine

Keuntungan imaging nuklir adalah tracer dapat bertindak sebagai pemeriksa fisiologi fungsional yang sanggup menggambarkan fungsi biokimiawi, karena adanya transpor biologi aktifdari radiofarmaka melalui organ tubuh dapat divisualisasi terhadap waktu.Gambar yang diperoleh merupakan gambar secara fungsional dalam framework anatomi.Bila berfungsi normal, distribusi radiofarmaka menunjukkan pola tertentu yang karakteristik, sedang pada bagian yang mempunyai fungsi patologis distribusinya tidak normal.
 






Gambar 15. Kamera Gamma

Aktivitas radioisotop yang digunakan pada imaging nuklir sangat kecil dalam orde beberapa mCi dan mempunyai sifat kimia yang sama dengan isotopnya yang tidak aktif, sehingga secara faal tidak berpengaruh terhadap keadaan normal. Alat yang digunakan adalah Kamera Gamma yang dilengkapi dengan detektor sintilasi (kristal Na atau Tl), untuk mengubah foton sinar gamma menjadi kilatan cahaya yang dilipatgandakan oleh tabung pelipat ganda foto ( photomultiplier). Selanjutnya sintilasi diubah menjadi pulsa elektronik dan terakhir menjadi pulsa-pulsa tegangan yang tingginya sebanding dengan energi foton terpancar dari dalam tubuh.Dengan bantuan komputer, pulsa direkam dan diolah, kemudian ditampilkan pada layar.Pada pertengahan tahun 1970, instrumen semacam ini dikembangkan lagi dengan tekedokteran nuklirik tiga dimensi. Dengan mengubah konfigurasi detektor serta meningkatkan daya komputasi secara elektronik, dapat dibuat gambar tiga dimensi dan distribusi radionuklida dalam tubuh. Tekedokteran nuklirik ini dikenal dengan tekedokteran nuklirik computed tomography. Karena isotop yang digunakan merupakan pemancar gamma tunggal, kemudian diberi nama single photon computed tomography lazim disingkat SPECT.
3.1  Kesimpulan
Pemanfatan MRI untuk memeriksa ba-gian dalam tubuh sangat efektif karena memi-liki kemampuan membuat citra potongan koro-nal, sagital, aksial tanpa banyak memanipulasi tubuh pasien dan diagnosa dapat ditegakkan dengan lebih detail dan akurat. Pesawat MRI menggunakan efek medan magnet dalam membuat citra potongan tubuh, sehingga tidak menimbulkan efek radiasi pengion seperti penggunaan pesawat sinar X. Gambaran yang dihasilkan oleh pesawat MRI tergantung pada ketepatan pemilihan parameternya. Dalam pengoperasiannya dapat terjadi kecelakaan yang bisa membahayakan pa-sien, petugas serta lingkungannya. Mengingat biaya pemeriksaan MRI bagi seorang pasien cukup mahal dan efek sampingnya, ( terutama efek latennya) yang belum diketahui maka perlu pertimbangan yang matang sebelum pasien dikirim untuk pemerikaan MRI.
3.2  Saran
Demikian makalah ini kami buat, dan semoga bias bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Dan semoga kita bisa mengetahui tentang MRI dan cara pengoprasiannya lebih jelas lagi. Dan tentunya makalah ini memiliki banyak sekali kekurangan, dan oleh sebab itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.











DAFTAR PUSTAKA
Rsmitraplumbon. 2010. MRI.( file:///E:/D/berita-24-mri.html)
Admin. 2009.Magnetic Resonance Imaging (MRI).( file:///E:/D/index.php.htm)
Hari. 2009. Istilah Komputer Magnetic Resonance Imaging (MRI)( file:///E:/D/Istilah%20Komputer%20Magnetic%20Resonance%20Imaging%20%28MRI%29.htm)
Arie.2009.Biomedis Untuk Pemula. (file:///E:/D/sekilas-tentang-magnetic-resonance.html)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar