Dosen :1. dr.
A.J.M.Rattu,MS.PhD,AIFO
2. dr.
Budi Rattag, MPH
3. Harvani
B. Boky,SKM,M.Kes
4. Ir.
Hans Wowor,MT
5. Hesky
Kolibu, St,MT
TEKNIK MEDICAL IMAGING
KELOMPOK 5:
1.
Wulan Mongilala 14111101367
|
8. Shinta
Palinggi 14111101406
|
2.
Gisela salim 14111101382
|
9. Jeferson
Bawang 14111101413
|
3.
Jesie umboh 14111101396
|
10.
Claudia K 14111101357
|
4.
Ian wuisan 14111101390
|
11.
Intan k 14111101420
|
5.
Vejenia Tumiwa 14111101395
|
12.
Cindy Masie 14111101065
|
6.
Johanna M 14111101401
|
13.
Nurhikmah 14111101206
|
7.
Aprillia P.I.B 14111101405
|
14.
Pujiati R 14111101303
|
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2016
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang
mahakuasa karena atas penyertaan dan tuntunan-Nya sehingga saya, bisa
menyelesaikan makalah “TEKNIK
MEDICAL IMAGING” ini, dalam rangka pemenuhan tugas mata
kuliah Wawasan Iptek
Dalam pembuatan makalah ini saya mengalami begitu banyak
tantangan dan kesulitan, tetapi dengan bantuan beberapa pihak tantangan dan
kesulitan tersebut boleh teratasi. Untuk itu kami berterima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini
Makalah ini memuat penjelasan tentang bagimana usaha
pengankapan ikan dan hubungan dengan K3 sehingga terhindar dari kecelakaan
kerja. Saya berharap pembaca dapat memahami materi-materi ini guna
diaplikasikan dalam dunia kesehatan masyarakat
Seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”
dalam arti bahwa kami menyadari makalah ini belum sempurna, untuk itu kritik
dan saran dari pembaca sangat kami harapkan guna penyempurnaan makalah ini.
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat berguna pagi pembaca.
Manado, november 2016
Kelompok
5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARi……………………………………………………………...... i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………….. ii
BAB
1 PENDAHULUAN……………………………………………………………. 1
1.1 Latar
Belakang..,…………………………………………………………………… 1
1.2 Tujuan
penulisan………………………………………………………………….... 1
1.3 Manfaat
penulisan..………………………………………………………………... 1
BAB
II PEMBAHASAN………………………………………………………………. 2
2.1 TEKNIK MEDICAL IMAGING….………………………………………………………... 2
2.2 Endoskopi (Endoscopy)……………………………………………………………. 3
2.3 CT-Scan……………………………………………………………………………. 4
2.4 Nuclear Medicine………………………………………………………………..…. 5
BAB
III PENUTUP…………………………………………………………………….. 7
3.1
Kesimpulan………………………………………………………………………… 8
3.2
Saran……………………………………………………………………………….. 9
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………..
BAB
I
Latar
Belakang
1.1
Pendahuluan
Kemajuan
teknologi di bidang kesehatan yang ada pada saat ini memberi kemudahan bagi
para praktisi kesehatan untuk mendiagnosa penyakit serta menentukan jenis
pengobatan bagi pasien. Salah satu bentuk kemajuan tersebut adalah penggunaan
alat MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk melakukan pencitraan diagnosa
penyakit pasien
MRI( Magnetic Resonance Imaging ) merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh anda dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X, ataupun bahan radioaktif. selama pemeriksan MRI akan memungkinkan molekul-molekul dalam tubuh bergerak dan bergabung untuk membentuk sinyal-sinyal. Sinyal ini akan ditangkap oleh antena dan dikirimkan ke komputer untuk diproses dan ditampilkan di layar monitor menjadi sebuah gambaran yang jelas dari struktur rongga tubuh bagian dalam.
MRI menciptakan gambar yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan lebih sensitive untuk menilai anatomi jaringan lunak dalam tubuh, terutama otak,.sumsum tulang belakang, susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksaan x-ray biasa maupun CT scan Juga jaringan lunak dalam susunan musculoskeletal seperti otot, ligament , tendon , tulang rawan , ruang sendi seperti misalnya pada cedera lutut maupun cedera sendi bahu. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan dengan MRI yaitu evaluasi anatomi dan kelainan dalam rongga dada, payudara , organ organ dalam perut, payudara, pembuluh darah, dan jantung..
MRI( Magnetic Resonance Imaging ) merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh anda dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X, ataupun bahan radioaktif. selama pemeriksan MRI akan memungkinkan molekul-molekul dalam tubuh bergerak dan bergabung untuk membentuk sinyal-sinyal. Sinyal ini akan ditangkap oleh antena dan dikirimkan ke komputer untuk diproses dan ditampilkan di layar monitor menjadi sebuah gambaran yang jelas dari struktur rongga tubuh bagian dalam.
MRI menciptakan gambar yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan lebih sensitive untuk menilai anatomi jaringan lunak dalam tubuh, terutama otak,.sumsum tulang belakang, susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksaan x-ray biasa maupun CT scan Juga jaringan lunak dalam susunan musculoskeletal seperti otot, ligament , tendon , tulang rawan , ruang sendi seperti misalnya pada cedera lutut maupun cedera sendi bahu. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan dengan MRI yaitu evaluasi anatomi dan kelainan dalam rongga dada, payudara , organ organ dalam perut, payudara, pembuluh darah, dan jantung..
1.1 Tujuan
penulisan
1. Untuk
mengetahui TEKNIK
MEDICAL IMAGING?
2. Untuk
mengetahui Endoskopi
(Endoscopy)?
3. Untuk
mengetahuiCT-Scan?
4. Untuk mengetahui Nuclear Medicine
1.2 Manfaat
penulisan
1. Kita
dapat mengetahui TEKNIK
MEDICAL IMAGING
2. Kita
dapat mengetahui Endoskopi
(Endoscopy)
3. Kita
dapat mengetahui CT-Scan
4. Kita
dapat mengetahui Nuclear
Medicine
PEMBAHASAN
BAB II
TEKNIK MEDICAL IMAGING
Medical
imaging adalah teknik atau proses untuk mendapatkan gambar tubuh khususnya
gambar dalam tubuh untuk keperluan medis. Medical imaging dilakukan diantaranya
untuk mengetahui bentuk dan fungsi organ tubuh, sebaran zat tertentu dan
perubahan metabolisme di dalam tubuh. Saat ini telah dimanfaatkan untuk
keperluan ini adalah :
1.
Endoscopy
2. Computed Tomography (CT – Scan )
3. Nuclear Medicine
Tujuan Medical
Imaging memiliki antara lain :
1.
Untuk mengembangkan metode komputasi dan
Algoritma untuk menganalisis dan menghitung data biomedis.
2.
Untuk berkolaborasi dengan peneliti NIH di pusat
penelitian lain dala menerapkan analisis informasi dan visualisasi untuk
masalah biomedis.
3.
Untuk mengembangkan alat (baik hardware ataupun
software) untuk memberikan kemampuan untuk menganalisa data biomedis dan
mendukung penemuan dan kemajuan biomedis.
Medical
Imaging merupakan teknik untuk membuat gambar tubuh manusia (atau bagian dan
fungsinya) untuk tujuan klinis (prosedur medis berusaha mengungkapkan,
mendiagnosa dan memeriksa penyakit) atau ilmu kedokteran. Medical Imaging
merupakan komponen penting di berbagai bidang penelitian biomedis dan praktek
klinis. Sudah banyak sekali manfaat Medical Imaging dalam dunia klinis
contohnya para peneliti biologi sel dapat membentuk 3D confocal set data
mikroskop, kemudian Virologis dapat menghasilkan rekonstruksi 3D virus dari
mikrogaf, ahli radiologi dapat mengidentifikasi dan menghitung tumor dari MRI
dan CT scan dan ahli saraf dapat mendeteksi aktifita otak daerah metabolisme
dari PET dan fungsional MRI scan. Analisis ini memerlukan kuantitasi
komputerisasi yang canggih.
1.
Endoskopi (Endoscopy)
Endoskopi
adalah alat medis yang sangat berguna untuk melihat rongga-rongga dalam
tubuh.Pada dasarnya alat ini adalah sebuah selang panjang yang ujungnya diberi
kamera dan alat-alat medis lainnya. Lalu selang tersebut akan dimasukkan tubuh
kita. Cara memasukkannya tergantung organ mana yang ingin diperiksa.Jadi bisa
dibayangkan agak ngeri apabila melihat prosesnya. Tetapi ditangan yang ahli
proses ini tidak sesakit yang dibayangkan. Di bawah ini akan dijelaskan apa itu
endoskopi. Endoskop adalah alat yang digunakan dalam pemeriksaan endoskopi.
Alat ini berbentuk pipa kecil panjang yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh,
misalnya ke lambung, ke dalam sendi, atau ke rongga tubuh lainnya. Di dalam
pipa tersebut terdapat dua buah serat optik. Satu untuk menghasilkan cahaya
agar bagian tubuh di depan ujung endoskop terlihat jelas, sedangkan serat
lainnya berfungsi sebagai penghantar gambar yang ditangkap oleh kamera. Di
samping kedua serat optik tersebut, terdapat satu buah bagian lagi yang bisa
digunakan sebagai saluran untuk pemberian obat dan untuk memasukkan atau
mengisap cairan.Selain itu, bagian tersebut juga dapat dipasangi alat-alat
medis seperti gunting kecil, sikat kecil, dll.
Gambar
6. Endoskop
Manfaat Endoskopi :
1.
Mengetahui bagaimana keadaan bagian dalam
saluran cerna ( apakah ada luka, daging tumbuh, kelainan bentuk saluran cerna,
dll ).
2.
Dapat
digunakan untuk mengambil contoh jaringan bagian dalam ( biopsy ) guna
pemeriksaan.
Endoskopi dapat digunakan untuk
melihat bagian dalam tubuh, antara lain:
1.
Saluran cerna ( gastrokopi )
2.
Usus besar ( kolonoskopi )
3.
Rongga perut atau rongga di luar usus (
peritoneoskopi atau laparoskopi )
4.
Saluran empedu dan pancreas ( endoscopic
retrograde cholagio pancreatography )
Endoskopi
dilakukan pada keadaan :
1.
Keluhan saluran cerna yang berulang ( kronis
atau berat ). Dilakukan tindakan gastroskopi.
2.
Pendarahan saluran cerna atas ( muntah darah dan
buang air besar berwarna hitam ) dilakukan tindakan gastroskopi.
3.
Pendarahan saluran cerna bawah.dilakukan
kolonoskopi.
4.
Adanya perubahan kebiasaan pada waktu buang air
besar.dilakukan tindakan kolonoskopi.
5.
Pengobatan varices ( pelebaran ) pembuluh darah
pada tenggorokan.dilakukan tindakan gastroskopi.
Endoskop
biasanya digunakan bersama layar monitor sehingga gambaran organ yang diperiksa
tidak hanya dilihat sendiri oleh operator, tetapi juga oleh orang lain di
sekitarnya. Gambar yang diperoleh selama pemeriksaan biasanya direkam untuk
dokumentasi atau evaluasi lebih lanjut.
Gambar
8. Hasil Pemeriksaan
Endoskopi
juga sangat berperan dalam menentukan penyebab pendarahan saluran cerna yang
sulit ditentukan berdasarkan pemeriksaan radiologis.Beberapa lesi (terlihat
putih atau pucat) yang tak terlihat pada pemeriksaan radiologis dapat diketahui
dengan pemeriksaan endoskopi.Berdasarkan fungsinya endoskopi terbagi dua
yakedokteran nukliri endoskopi diagnostik dan endoskopi terapeutik.Endoskopi
diagnostik berperan dalam menentukan penyebab pendarahan dan lokasi lesi yang
terjadi, sedangkan endoskopi terapeutik berperan untuk menghentikan pendarahan
yang terjadi. Endoskopi pada saluran cerna dibagi menjadi dua bagian besar,
yakedokteran nukliri endoskopi saluran cerna atas ( esofagoduodenoskopi ) dan
saluran cerna bawah ( kolonoskopi ). Disusul sekarang ada kapsul endoskop.
Gambar
9. Kapsul Endoskop
Endoskopi
tidak hanya berfungsi sebagai alat periksa tetapi juga untuk melakukan tindakan
medis seperti pengangkatan polip, penjahitan, dan lain-lain.Selain itu,
endoskopi juga dapat digunakan untuk mengambil sampel jaringan jika dicurigai
jaringan tersebut terkena kanker atau gangguan lainnya. Beberapa jenis gangguan
yang dapat dilihat dengan endoskopi antara lain : abses, sirosis biliaris,
perdarahan, bronkhitis, kanker, kista, batu empedu, tumor, polip, tukak, dan
lain-lain. Prosedur medis yang menggunakan endoskopi mempunyai berbagai macam
nama, tergantung jenis dan organ yang diperiksa. Berikut beberapa contohnya :
1.
Thorakoskopi, pemeriksaan pleura, rongga pleura,
mediastinum dan perikardium ( bagian-bagian paru-paru dan jantung ).
2.
Proktoskopi ( sigmoidoskopi dan
proktosigmoidoskopi ), untuk memeriksa rektum dan kolon sigmoid.
3.
Laringoskopi, untuk memeriksa laring ( salah
satu bagian saluran napas ).
4.
Laparoskopi, untuk melihat lambung, hati, dan
organ-organ lain di dalam rongga perut.
5.
Gastroskopi, untuk melihat dinding dalam
esofagus, lambung, dan usus halus.
6.
Sistoskopi, untuk melihat saluran kencing,
kandung kencing dan prostat.
7.
Kolposkopi, untuk memeriksa vagina dan mulut
rahim.
8.
Kolonoskopi, untuk memeriksa usus besar.
9.
Bronkhoskopi, untuk melihat trachea dan
cabang-cabang bronkhus ( bagian dari saluran napas ).
10.
Arthroskopi, untuk melihat sendi.
2.
CT-Scan
Computed
Tomography ( CT ) scan, juga disebut tomografi terkomputerisasi aksial ( CAT )
adalah prosedur pencitraan medis yang menggunakan x-ray untuk melihat gambar
penampang tubuh. Sebuah system pencitraan CT menghasilkan gambar penampang atau
„ irisan‟ dari area tubuh.CT scan menggunakan beberapa khusus sinar-X untuk
melihat area tubuh dari sudut yang berbeda dan kemudian memberikan beberapa
gambar penampang dari tubuh. Keuntungan visualisasi yang lebih baik yang
ditawarkan oleh CT dibandingkan X-ray diimbangi dengan risiko paparan radiasi
yang lebih besar, penambahan biaya dan waktu. Cara kerja CT – Scan :
Gambar
10. Pancaran X-ray pada CT-Scan
Gambar
11. Ilustrasi Pemeriksaan dengan CT-Scan
1.
Sebuah meja bermotor bergerak pasien melalui
pembukaan melingkar dalam sistempencitraan CT.
2.
Sementara pasien dalam pembukaan sistem
pencitraan CT, sumber sinar-x dan detektor dalam perumahan berputar di sekitar
pasien. Sebuah rotasi tunggal memakan waktu sekitar 1 detik.Sumber sinar-x
menghasilkan, sempit berbentuk kipas sinar x-ray yang melewati bagian tubuh
pasien.
3.
Sebuah detektor berlawanan dari sumber sinar-x
catatan sinar-x melewati tubuh pasien sebagai gambar "snapshot".
Banyak berbeda "snapshot" (di sudut banyak melalui pasien) yang
dikumpulkan selama satu putaran lengkap.
4.
Untuk setiap rotasi dari sumber sinar-x dan
detektor, data gambar yang dikirim ke komputer untuk merekonstruksi semua
"snapshot" individu ke dalam satu atau beberapa gambar penampang
(irisan) dari organ-organ internal dan jaringan.
Kegunaan CT – Scan :
1.
Diagnosis penyakit, trauma, atau kelainan.
2.
Perencanaan, membimbing, dan pemantauan
terapi.
3.
Digunakan untuk diagnosis untuk menunjukkan
detail dari bagian dalam tubuh Anda, seperti paru-paru, otak, organ-organ
perut, tulang dan pembuluh darah.
4.
Dapat digunakan untuk melihat bagian dalam tubuh
Anda daripada menggunakan operasi.
5.
Meskipun CT scan menggunakan radiasi, tidak ada
radiasi yang tersisa dalam tubuh Anda setelah scan selesai
6.
Tidak
menimbulkan rasa sakit, akurat dan cepat
Berikut
adalah contoh hasil dari pencitraan dengan CT-Scan :
Gambar 12.( a ) Penampang melintang
otak. ( b ) Penampang
tengkorang tampak depan
Seperti dalam banyak aspek
kedokteran, ada risiko yang terkait dengan penggunaan CT. Resiko utama yang
berhubungan dengan CT adalah:
1.
Peningkatan risiko seumur hidup dari kanker
karena x-ray paparan radiasi.
2.
Reaksi alergi mungkin atau gagal ginjal karena agen
kontras, atau "pewarna" yang dapat digunakan dalam beberapa kasus
untuk meningkatkan visualisasi.
3.
Kebutuhan untuk tambahan tindak lanjut tes
setelah menerima hasil tes abnormal atau untuk memantau efek pengobatan pada
penyakit, seperti untuk memonitor tumor setelah operasi pengangkatan. Beberapa
dari tes ini mungkin risiko tambahan invasif dan sekarang.
Dalam
beberapa kondisi langka lama paparan, dosis tinggi, x-ray dapat menimbulkan
efek kesehatan lain yang merugikan, seperti kemerahan kulit (eritema), cedera
jaringan kulit, rambut rontok, katarak, dan berpotensi cacat lahir, (jika
pemindaian dilakukan selama kehamilan). Paparan radiasi merupakan perhatian
pada orang dewasa dan anak-anak. Namun kekhawatiran lebih besar untuk anak-anak
karena mereka lebih sensitif terhadap radiasi dan memiliki harapan hidup lebih
panjang daripada orang dewasa. Akibatnya eksposur terakumulasi selama seumur
hidup anak lebih mungkin untuk menghasilkan efek kesehatan yang merugikan.
Ukuran seorang anak kecil juga memiliki dampak pada dosis radiasi yang mereka
terima. Misalnyajika CT scan dilakukan pada anak menggunakan parameter yang
sama seperti yang digunakan pada orang dewasa, dosis yang tidak perlu besar
akan dikirim ke anak. Peralatan CT pengaturan (paparan parameter seperti, x-ray
tabung saat ini, ketebalan irisan, atau pitch) dapat disesuaikan untuk
mengurangi dosis secara signifikan dengan tetap menjaga kualitas gambar
diagnostik.
3.
Nuclear Medicine
Nuclear
medicine atau kedokteran nuklir adalah bidang keahlian dalam kedokteran yang
menggunakan isotop radioaktif secara aman, tanpa sakit, dan murah, baik untuk
pencitraan maupun untuk pencegahan dan pengobatan penyakit.
Ada 2 fokus utama
dalam kedokteran nuklir.
1.
Pencitraan organ tubuh
Pencitraandisini
unik karena bisa menggambarkan fungsi dan struktur organ tubuhsekaligus. Dengan
cara ini dapat diperoleh informasi medis tanpamelalui operasi, yang dengan cara
lain mungkin tidak bisa dilakukan, membutuhkan operasi atau biaya diagnosa yang
lebih mahal. Karenakemampuan untuk menggambarkan fungsi danstruktur organ (bukan struktursaja), maka banyak
penyakit yang bisa dideteksi lebihdini, dengandemikian pengobatannyapun menjadi
lebih efektif.
2.
Pencegahan dan pengobatan
Beberapa
penyakit yang lazim diobati denganterapi kedokteran nuklir adalah
thyroid(kelenjar gondok), prostatecancer (kanker prostat), hyperthyroidism,
cancer bone pain,polycythaemia(kelainan sel darah merah dan kenaikan jumlah
darah) dan leukemia(kenaikan jumlah sel darah putih) serta banyak penyakit
lainnya.Untuk Eropa terapi kedokteran nuklir bahkan sudah lazim diterapkan
dalam pengobatanarthritis (radang sendi). Aplikasi secara klinis dari isotop
radioaktifdimulai tahun 1937 untuk penanganan penderita leukemia diUniversityof
California di Berkeley. Kedokteran nuklir mempunyai beberapa keuntungan :
1.
Prosedur-prosedur kedokteran nuklir tidak sakit
dan tidak membutuhkan anesthesia.
2.
Prosedur-prosedur kedokteran nuklir sangat aman
dan hemat biaya
3.
Jumlah radiasi yang digunakan dalam
prosedur-prosedur kedokteran nuklir adalah sebanding dan bahkan lebih kecil
dari yang diterima pasien jika menggunakan diagnosis sinar-X. Ketiga hal di atas
dapat dijelaskan kurang-lebih sebagai berikut : Penggunaan isotop radioaktif
dalam kedokteran nuklir ( diistilahkan dengan radiopharmaceutical, kadang
radio-nuklida atau tracer ) dapat dengan cara in vivo, yakedokteran nukliri
sejumlah radiopharmaceutical dimasukkan secara langsung ke dalam tubuh pasien,
atau secara in vitro, dimana diagnosa dilakukan dalam test tube. Dalam prosedur
in vivo, radiopharmaceutical dapat bekerja sama dan tidak dianggap sebagai
benda asing oleh tubuh manusia. Radiopharmaceuticals itu sendiri adalah
unsur-unsur (baca elemen) yang terdapat dalam tubuh manusia. Bedanya kedalam
unsur tersebut telah ditambahi dengan sedikit (<10-6M) radiopharmaceutical
dari unsur yang sama. Dalam prosedur in vitro, radioimmunoassay (RIA) merupakan
tipe khusus prosedur in vitro yang mengkombinasi penggunaan radio-nuklida
dengan antibody untuk mengukur level hormon, vitamin dan obat dalam
darahpasien.
4.
Prosedur-prosedur kedokteran nuklir adalah yang
paling aman diantara prosedur pencitraan untuk diagnosa yang ada.
5.
Tersedia hampir 100 prosedur pencitraan dalam
kedokteran nuklir.
6.
Pencitraan dengan prosedur in vivo dalam
kedokteran nuklir adalah eksklusif karena bisa memberikan informasi tentang
fungsi dan morfologi dari organ yang dipelajari sekaligus. Hal ini sangat
berbeda dengan prosedur radiologi biasa (sinar-X), computed tomography
(CT) maupun nuclear magnetic resonance imaging
(MRI) yang hanya bisa menggambarkan stuktur/anatomi saja. Dalam pencitraan planar kedokteran nuklir,
konsentrasi radiopharmaceutical dalam suatu bagian volume tertentu dari tubuh
dipetakan ke dalam citra 2-D. Studi dinamik dapat dilakukan dengan akusisi dari
deretan cepat citra-citra planar, yang diikuti oleh pendefinisian bagian yang
ingin diamati dan pemrosesan komputer. Akusisi radial sekitar obyek dan
rekonstruksi memungkinkan pemetaan tomografi yang dapat direkam.Metodologi ini,
ketika digunakan bersama single-photon detection dikenal dengan single-photon
emission computerized tomography (SPECT) dan memberikan kontras yang lebih baik
disbanding citra planar.Dengan tersedianya gamma camera yang dapat berputar
dengan harga yang terjangkau telah memungkinkan SPECT dipakai secara meluas
dalam kedokteran nuklir. Peralatan pencitraan yang lain yang paling handal tapi
masih relatif mahal adalah positron emission tomography (PET) scanner. PET
adalah tekedokteran nuklirik diagnosa dan investigasi yang memungkinkan studi
in vivo kuantitatif dari jaringan metabolisme lokal, biokimia dan farmakologi.
PET tidak menggunakan metode tidak langsung atau parameter fisik untuk
mempelajari fungsi suatu organ atau untuk memperoleh visualisasinya. PET
mencakup detekti, visualisasi dan kuantisasi dari distribusi radioaktif dari
molekul-molekul pemancar positron yang menyusun suatu fungsi biologis.
Karenanya PET memberikan representasi hidup dari obyek yang sedang dipelajari.
Gambar
13. Nuclear Medicine
Pada
imaging nuklir, suatu senyawa organik bertanda (radiofarmaka) pemancar
sinar gamma/positron yang telah di-ketahui metabolismenya secara spesifik pada
organ tubuh yang diselidiki, dimasukkan ke dalam tubuh pasien melalui
penyuntikan, oral atau pernafasan. Radiofarmaka bergabung dengan proses
metabolisme dalam tubuh, akhirnya terkumpul dan terdistribusi pada
tempat-tempat tertentu. Kemudian suatu detektor radiasi didekatkan pada tubuh
pasien, untuk menetapkan tempat di dalam tubuh asal sinar itu dipancarkan,
sehingga pola distribusinya pada tempat tersebut serta perpindahannya dari satu
tempat ke tempat lain dapat diketahui secara tepat.
Gambar
14. Hasil Pemeriksaan dengan Nuclear Medicine
Keuntungan
imaging nuklir adalah tracer dapat bertindak sebagai pemeriksa fisiologi
fungsional yang sanggup menggambarkan fungsi biokimiawi, karena adanya transpor
biologi aktifdari radiofarmaka melalui organ tubuh dapat divisualisasi terhadap
waktu.Gambar yang diperoleh merupakan gambar secara fungsional dalam framework
anatomi.Bila berfungsi normal, distribusi radiofarmaka menunjukkan pola
tertentu yang karakteristik, sedang pada bagian yang mempunyai fungsi patologis
distribusinya tidak normal.
Gambar
15. Kamera Gamma
Aktivitas
radioisotop yang digunakan pada imaging nuklir sangat kecil dalam orde
beberapa mCi dan mempunyai sifat kimia yang sama dengan isotopnya yang tidak
aktif, sehingga secara faal tidak berpengaruh terhadap keadaan normal. Alat
yang digunakan adalah Kamera Gamma yang dilengkapi dengan detektor sintilasi
(kristal Na atau Tl), untuk mengubah foton sinar gamma menjadi kilatan cahaya
yang dilipatgandakan oleh tabung pelipat ganda foto ( photomultiplier).
Selanjutnya sintilasi diubah menjadi pulsa elektronik dan terakhir menjadi
pulsa-pulsa tegangan yang tingginya sebanding dengan energi foton terpancar
dari dalam tubuh.Dengan bantuan komputer, pulsa direkam dan diolah, kemudian
ditampilkan pada layar.Pada pertengahan tahun 1970, instrumen semacam ini
dikembangkan lagi dengan tekedokteran nuklirik tiga dimensi. Dengan mengubah
konfigurasi detektor serta meningkatkan daya komputasi secara elektronik, dapat
dibuat gambar tiga dimensi dan distribusi radionuklida dalam tubuh. Tekedokteran
nuklirik ini dikenal dengan tekedokteran nuklirik computed tomography.
Karena isotop yang digunakan merupakan pemancar gamma tunggal, kemudian diberi
nama single photon computed tomography lazim disingkat SPECT.
3.1 Kesimpulan
Pemanfatan MRI untuk memeriksa ba-gian dalam tubuh sangat efektif karena memi-liki kemampuan membuat citra potongan koro-nal, sagital, aksial tanpa banyak memanipulasi tubuh pasien dan diagnosa dapat ditegakkan dengan lebih detail dan akurat. Pesawat MRI menggunakan efek medan magnet dalam membuat citra potongan tubuh, sehingga tidak menimbulkan efek radiasi pengion seperti penggunaan pesawat sinar X. Gambaran yang dihasilkan oleh pesawat MRI tergantung pada ketepatan pemilihan parameternya. Dalam pengoperasiannya dapat terjadi kecelakaan yang bisa membahayakan pa-sien, petugas serta lingkungannya. Mengingat biaya pemeriksaan MRI bagi seorang pasien cukup mahal dan efek sampingnya, ( terutama efek latennya) yang belum diketahui maka perlu pertimbangan yang matang sebelum pasien dikirim untuk pemerikaan MRI.
Pemanfatan MRI untuk memeriksa ba-gian dalam tubuh sangat efektif karena memi-liki kemampuan membuat citra potongan koro-nal, sagital, aksial tanpa banyak memanipulasi tubuh pasien dan diagnosa dapat ditegakkan dengan lebih detail dan akurat. Pesawat MRI menggunakan efek medan magnet dalam membuat citra potongan tubuh, sehingga tidak menimbulkan efek radiasi pengion seperti penggunaan pesawat sinar X. Gambaran yang dihasilkan oleh pesawat MRI tergantung pada ketepatan pemilihan parameternya. Dalam pengoperasiannya dapat terjadi kecelakaan yang bisa membahayakan pa-sien, petugas serta lingkungannya. Mengingat biaya pemeriksaan MRI bagi seorang pasien cukup mahal dan efek sampingnya, ( terutama efek latennya) yang belum diketahui maka perlu pertimbangan yang matang sebelum pasien dikirim untuk pemerikaan MRI.
3.2 Saran
Demikian makalah ini kami buat, dan semoga bias bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Dan semoga kita bisa mengetahui tentang MRI dan cara pengoprasiannya lebih jelas lagi. Dan tentunya makalah ini memiliki banyak sekali kekurangan, dan oleh sebab itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat, dan semoga bias bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Dan semoga kita bisa mengetahui tentang MRI dan cara pengoprasiannya lebih jelas lagi. Dan tentunya makalah ini memiliki banyak sekali kekurangan, dan oleh sebab itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Rsmitraplumbon. 2010. MRI.(
file:///E:/D/berita-24-mri.html)
Admin. 2009.Magnetic Resonance Imaging (MRI).( file:///E:/D/index.php.htm)
Admin. 2009.Magnetic Resonance Imaging (MRI).( file:///E:/D/index.php.htm)
Hari. 2009. Istilah Komputer Magnetic
Resonance Imaging (MRI)(
file:///E:/D/Istilah%20Komputer%20Magnetic%20Resonance%20Imaging%20%28MRI%29.htm)
Arie.2009.Biomedis Untuk Pemula. (file:///E:/D/sekilas-tentang-magnetic-resonance.html)
Arie.2009.Biomedis Untuk Pemula. (file:///E:/D/sekilas-tentang-magnetic-resonance.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar