TUGAS
MK WAWASAN IPTEK S-05 TA. 2016-2017
BM
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
TOPIK
IMPLEMENTASI
TEKNOLOGI KESEHATAN MASYARAKAT (K3)
OLEH
:
1.
Theresa Mandang 14111101326
2. Wulan Mongilala 14111101367
3.
Gisela Salim 14111101382
4.
Veijenia Tumiwa 14111101395
5.
Shinta Palinggi 14111101406
Dosen
Pembimbing :
Hesky
Kolibu, ST, MT
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
SAM RATULANGI
MANADO
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat dan anugerah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah dengan topik “ Implementasi Teknologi Kesehatan Masyarakat (K3) ” Makalah ini kami susun demi memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Wawasan Iptek.
Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut ambil bagian dalam
menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan ataupun penulisannya. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun, khususnya dari dosen matakuliah guna menjadi
acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik lagi di tugas-tugas
berikutnya.
Manado,
Oktober 2016
Kelompok 9
DAFTAR
ISI
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………...................i
KATA PENGANTAR ………….……………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
………………………………………………………………………..1
1.1 Latar
Belakang ……...………………………………………………….......................1
1.2 Rumusan
Masalah ...…………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN
………………………………………………………………………...2
2.1 Penerapan Teknologi Informasi Dalam
Bidang Industri …………………………….2
2.2.
Prinsip Dasar dalam Penerapan Pengetahuan Teknologi untuk Pengembangan Industri
……………………………………………………………………………………3
2.3. Penerapan Teknologi Informasi
Menentukan Keberhasilan Dunia Perusahaan Industri
……………………………………………………………………………………4
2.4. Teknologi Informasi Sebagai Pusat
Keunggulan Kompetitif Perusahaan Industri ….5
2.4.1 Stategi Keunggulan Kompetitif
……………………………………………………6
2.5.
Peranan TI Dalam Perancangan Pruduk Industri ………………………….................7
2.6.
Supply Chain Management …………………………………………………………..7
2.6.1
Peranan Teknologi Supply Chain Management………………………………..8
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………….11
3.1
Kesimpulan ………………………………………………………………………….11
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………………..................12
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penerapan teknologi informasi pada
masa sekarang tidak hanya diperuntukkan bagi organisasi, melainkan juga untuk
kebutuhan perseorangan. Bagi organisasi, teknologi informasi dapat digunakan
untuk mencapai keunggulan kompetitif, sedangkan bagi perseorangan maka teknologi
dapat digunakan untuk mencapai keunggulan pribadi, termasuk untuk mencari
pekerjaan.
Berbagai perusahaan industri, baik
yang bergerak dalam sektor retail maupun jasa, telah memanfaatkan teknologi
komputer untuk menghasilkan informasi yang akan digunakan. Sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan-keputusan penting. Perusahaan-perusahaan industri
tersebut terus berkembang dengan pesat dengan berbagai inofasi dalam penerapan
teknologi komputer penghasil informasi yang selanjutnya disebut teknologi
informasi (TI).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Apa yang dimaksud dengan teknologi informasi ?
1.2.2
Apa yang dimaksud dengan industri ?
1.2.3
Bagaimana penerapan teknologi informasi dalam bidang industri ?
1.2.4
Bagaimana prinsip dasar dalam penerapan pengetahuan teknologi untuk
pengembangan industri ?
1.2.5
Mengapa penerapan teknologi informasi menentukan keberhasilan dunia perusahaan
industri ?
BAB
II
PEMBAHASAAN
2.1
Penerapan Teknologi Informasi Dalam Bidang Industri
Teknologi
Informasi adalah sebuah dunia yang selalu dinamis dan mudah berubah, yang
sekarang ini menjadi trend tetapi belum tentu menjadi trend pada masa yang akan
datang. Beberapa tahun lalu, para progammer Indonesia mungkin masih menggunakan
Visual Basic, Delphi, Vicual C++ dan berbagai bahasa program lain yang
menggunakan orientasi objek, namun saat ini pemograman sudah beralih ke
pemograman berbasis internet. Perubahan yang pesat dalam dunia teknologi
Informasi turut membawa pengaruh yang besar pada bidang-bidang yang
diimplementasikan, termasuk dunia industri.
Penerapan teknologi informasi dalam
bidang indrustri sekarang ini telah meluas dipergunakan karena memungkinkan
proses produksi didalam industri lebih efisien dan lebih efektif. Didalam
proses produksi, komputer dapat digunakan untuk pengawasan numeric (numerical
control) atau untuk pengawasan proses (process control). Pengawasan numeric
(numerikcal control) berarti pengawasa secara otomatis terhadap posisi dan
operasi dari mesin-mesin yang dipergunakan, seperti misalnya mesin pemotong,
grenda, mesin pres dan lain sebagainya sistem pengawasan numeric ini dilakukan
dengan data numeric. Sstem komputer mengerjakan intruksi dan mengatur hasil
kerja mesin sesuai dengan data yang dimasukkan. Dengan dipergunakannya komputer
untuk pengawasan tersebut, hasil kerja dari mesin akan lebih memuaskan dan
mengurangi kesalahan. Dari beberapa bahasa komputer yang dipergunakan membuat program untuk mengatur komputer
pengawasan numeric, diantaranya APT
(Automaticallyprogrammed Tools).
Pengawasan proses (process control)
berarti menyediakan otomatisasi didalam operasi proses yang kontinyu. Komputer
untuk pengawasan proses digunakan pada indrustri untuk membuat otomatis proses
produksi dan untuk mengatur secara otomatis variable-variabel yang mempengaruhi
proses produksi tersebut yang sulit dilakukan oleh manusia yang serentak.
Faktor-faktor variabel yang mempengaruhi proses produksi dapat berupa waktu
pengolahan, berat bahan, tekanan, temperatur, ukuran, volume dan sebagainya.
Komputer ini banyak dipergunakan pada proses produksi baja, penyulingan minyak,
produksi kertas, bahan-bahan kimia, semen, makanan dan lain-lainnya.
2.2 Prinsip Dasar dalam
Penerapan Pengetahuan Teknologi untuk Pengembangan Industri
Masalah
yang cukup mendasar yang dialami di negara yang sedang berkembang seperti
Indonesia adalah masalah proses industri melalui pengalian, penerapan, dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses industri di dalam
negara-negara yang teknologis terbelakang dapat dipandang sebagai proses
pembangunan bangsa guna mencapai tujuan yang di cita-citakan.
Ada beberapa prinsip dasar yang
harus diperhatikan di dalam setiap usaha melaksanakan suatu strategis penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk pengembangan industri dalam suatu negara
berkembang, diantaranya:
1) Pada
tahap-tahap permulaan penerapan teknologi dalam bidang industri menjadi suatu
bangsa yang berteknologi maju, setiap negara harus melindungi perkembangan
kemampuan nasionalnya dalam bidang industri hingga saat tercapainya kemampuan
bersaing secara internasional. Setiap negara pada dasarnya selalu berusaha dan
harus merencanakan tercapainya kemampuan bersaing secara internasional dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya.
2) Perlunya
diselenggarakan pendidikan dan latihan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan
teknologi yang relevan untuk pengembangan industri.
3) Perlu
dikembangkan suatu konsep yang jelas, realitis, dan dilaksanakan secara
konsekuen tentang industri, serta teknologi-teknologi yang diperlukan dalam
penerapan pengembangan industri. Teknologi-teknologi tersebut belum tentu
selalu harus merupakan teknologi yang mutakhir, tetapi merupakan teknologi yang
terus berkembang untuk kemajuan industri.
4) Teknologi
hanya dapat dialihkan, diterapkan dan dikembangkan lebih lanjut jika
benar-benar diterapkan pada pemecahan masalah-masalah yang kongkrit. Untuk
mengembangkan teknologi produksi industri padi misalnya, memang sangat penting
dipelajari pertanian padi dan teknologi-teknologi produksi padi yang telah
dkembangkan di seluruh dunia. Tetapi yang paling penting adalah usaha
meningkatkan produksi padi dalam berbagai kondisi lahan, kondisi cuaca, kondisi
ekonomi dan dalam lingkungan masyarakat serta kebudayaan tertentu. Hanya
melalui usaha dan karya nyata dalam rangka pemecahan masalah-masalah produksi
yang kongkrit itulah dapat dipahami bekerjanya suatu teknologi tertentu.
2.3
Penerapan Teknologi Informasi Menentukan Keberhasilan Dunia Perusahaan Industri
Suatu
babak baru dalam zaman modern ini, dimana manusia sangat bergantung dengan
informasi. Mulai dari bayi lahir hingga dewasa, mulai dari kehidupan rumah
tangga hingga perusahaan, mulai dari usaha buku, warung hingga pedagang besar
membutuhkan informasi.
Informasi merupakan hasil pengolahan
data yang disajiakan sedemikian rupa agar dapat memeberikan arti atau persepsi
tertentu kepada para pembaca. Oleh karena itu sangat besar ketergantungan
manusia terhadap informasi, maka kualitas informasi harus selalu ditingkatkan.
Beberapa faktor penentu kualitas informasi adalah keakuratan, ketepatan waktu,
relevansi, dan kemudahan untuk memperolehnya.
Untuk memenuhi faktor tersebut, maka
tidak cukup kalau pengola data hanya mengandalkan kemampuan fisik ditambah
dengan peralatan bantu sekadarnya, melainkan dibutuhkan alat bantu yang
berkecepatan tinggi dan sangat akurat dalam memproses data-data tersebut.
komputer merupakan alat bantu pengolah data yang dapat diandalkan. Tidak hanya
kecepatan nya, melainkan juga keakuratan dan daya tahan tahannya untuk
melakukan pemprosesan data dalam jumlah yang besar.
Kini komputer telah dijadikan
teknologi pokok dalam pengolahan data dan penyajian informasi. Apalagi sejak
aplikasi-aplikasi komputer berkembang dengan pesat sehingga tercipta
teknik-teknik penyajian informasi yang interaktif dan komunikatif. Bahkan,
dalam beberapa tahun terakir ini teknologi komputer khususnya central
processing Unit (CPU) berkembang sangat pesat. CPU yang paling tangguh saat ini
Pentium 4 dengan kecepatan mencapai 2 GHz. Oleh karena itu, semakin banyak
perusahaan industri menggunakan komputer sebagai tumpuan untuk pengolahan data
dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat.
Berbagai perusahaan industri, baik
yang bergerak dalam sektor retail maupun jasa, telah memanfaatkan teknologi
komputer untuk menghasilkan informasi yang akan digunakan. Sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan-keputusan penting. Perusahaan-perusahaan
industri tersebut terus berkembang dengan pesat dengan berbagai inofasi dalam
penerapan teknologi komputer penghasil informasi yang selanjutnya disebut
teknologi informasi (TI).
2.4 Teknologi Informasi Sebagai Pusat Keunggulan
Kompetitif Perusahaan Industri
keunggulan
kompetitif (competitive advantage) adalah konsep yang luas tentang
berbagai perusahaan akan bersaing, apa tujuan seharusnya, dan rencana kebijakan
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Melalui strategi persaingan perusahaan
mencari keunggulan kompetitif dalam industri, keunggulan atas persaingannya
dalam beberapa ukuran biaya, kualitas, dan kecepatan. Keunggulan kompetitif
dalam perekonomiaan digital menjadi semakin lebih penting daripada dalam
perekonomian lama. Kebanyakan situasai perekonomian digital tidak mengubah
bisnis inti dari perusahaan, dengan kata lain teknologi internet hanya
menawarkan alat yang dapat meningkatkan keberhasilan perusahaan melalui
sumber-sumber keunggulan kompetitif seperti biaya rendah, layanan pelanggan
yang sangat baik, manajemen rantai pasokan (supply chain management).
kerangka kerja yang paling terkenal
untuk menganalisis persaingan adalah model tekanan persainagan (competitive
forces model). Model ini digunakan untuk mengembangkan berbagai strategi
perusahaan sehingga dapat meningkatkan kemampuannya dalam bersaing dan
menunjukkan bahwa teknologi informasi dapat meningkatkan kemampuan dalam
bersaing. Model tersebut melihat lima tekanan utama yang dapat membahayakan
posisi perusahaan dalam suatu industry. Lima tekanan tersebut adalah ancaman
masuknya pendatang baru (threat of new entrants), daya tawar
pemasok (bargaining power of supllers), daya tawar
pembeli (bargaining power of buyers), ancaman produk
pengganti (threat of substitute products).
Situasi persaingan antara perusahaan
sejenis telah mendorong masing-masing perusahaan tersebut untuk membangun daya
saing atau keunggulan kompetitif yang mampu meningkatkan efesiensi dan
efektifitas kinerja perusahaan tersebut
Jaringan komputer dalam kawasan
perusahaan tidak hanya bermanfaat untuk membangun sistem informasi terpadu dan
terintegrasi untuk mengotomatisasi mulai dari proses resensi kehadiran karyawan
hingga pengajian dan keputusan promosi jabatan, melainkan mampu menjadi media penghubung
antara para pemasok dengan pabrik atau perusahaan yang melakukan produksi.
Melalui jaringan komputer, perusahaan industri dapat membentuk suatu jaringan
kinerja terpadu dimana pemasok dapat menngetahui kapan mereka harus menyetorkan
bahan baku.
Sementara itu perusahaan juga dapat
membentuk jaringan distribusi dengan para dengan para distributor, agen atau
retailer lainnya. Perusahaan produsen dapat mengetahui kapan harus mengirimkan
produk-produknya kepara distributor, agen, atau retailernya agar mereka tidak
kebiasaan produk ketika konsumen membutuhkannya.
2.4.1
Stategi Keunggulan Kompetitif
Perusahaan secara terus-menerus mencoba
untuk mengembangkan strategi yang ditujukan untuk mencapai posisi menguntungkan
dan berkelanjutan dalam menghadapi kelima tekanan persaingan.
a) Strategi
peluang pasar (niche), memilih segmen berlingkup kecil disebut relung atau
ceruk pasar dan menjadi yang terbaik dalam kualitas, ketepatan, atau biaya
dalam pasar.
b) Strategi
kepemimpinan biaya, memproduksi produk atau jasa dengan biaya terendah dalam
industry.
c) Strategi
diferensiasi, menawarkan berbagai macam produk, jasa, atau fitur produk.
d) Strategi
pertumbuhan, meningkatkan pangsa pasar, mendapatkan lebih banyak pelanggan,
atau menjual lebih banyak produk. Penjualan berbasis web dapat memudahkan
pertumbuhan dengan menciptakan saluran pemasaran baru.
e) Strategi
inovasi, memperkenalkan berbagai produk dan jasa, memberikan fitur baru dalam
produk dan jasa yang ada, serta mengembangkan berbagai cara untuk
memproduksinya.
f) Strategi
aliansi, bekerja sama dengan berbagai mitra bisnis dalam persekutuan aliansi,
dan usaha bersama.
g) Strategi
efektivitas operasional, meningkatkan cara proses bisnis internal dilakukan
hingga perusahaan melakukan aktifitas yang hamper sama dengan cara yang lebih
baik daripada pesaingnya.
h) Strategi
orientasi pada pelanggan, berkonsentrasi untuk membuat pelanggan senang.
Persaingan yang ketat dan kesadaran atas pentingnya ppelanggan adalah dasar
dari strategi ini.
i)
Strategi waktu, memperlakukan waktu
sebagai sumber daya, kemudian mengelola dan menggunakannya untuk keuntungan
perusahaan.salah satu pendorong untuk menggunakan waktu sebagai strategi
bersaing adalah kebutuhan perusahaan untuk segera bertindak responsif kepara
pelanggan, pasar dan perubahan kondisi pasar.
j)
Strategi halangan masuk, menciptakan
halangan untuk masuk bagi para pesaing baru.
k) Strategi
mengikat pelanggan atau pemasok, mendorong para pelanggan atau pemasok untuk
tetap bersamanya daripada para pesaing.
l)
Strategi mengikat baiaya beralaih,
membuat pelanggan dan pemasok enggan
mengembangkan biaya beralih ke pesaing karena berbagai alasan ekonomi.
2.5 Peranan TI Dalam Perancangan Pruduk Industri
Merancang
produk dengan teknologi informasi merupakan suatu yang telah umum dilakukan.
Dengan melakukan perangkat lunak yang bernama CATIA (Computer-Aided
Three-Dimensional Interctive Application) buatan Dassault Systems,
Prancis, pabrikan dapat merancang mobil atau pesawat terbang tanpa kertas.
Dodge dan DaimlerChrysler merupakan contoh perusahaan yang mengandalkan
perangkat lunak ini untuk mewujudkan desain mobil beserta komponen-komponennya
dan bahkan untuk menguji.
Boeng Company, industri pesawat
terbang terbesar di Amerika, juga menggunakan CATIA untuk merancang pesawat
terbang. Yang menarik, dengan menggunakan software tersebut perusahaan ini
membuat inofasi yang melibat pelanggan dalam melaksanakan perancangan dan
pengujian. Software yang sama juga digunakan oleh industry pesawat terbang di
Indonesia, IPTN. Sementara itu, PT PAL Indonesia telah lama menggunakan
perangkat lunak CAD-CAM bernama foran untuk mendesain dan membuat kapal.
Para perancang rumah dapat menggunakan perangkat lunak yang
khusus ditujukan untuk keperluan itu, misalnya 3D Home Architect (Broderbund
Sofware, Inc.). Dengan program seperti ini, perancang dapat membuat tataletak
ruangan dan kemudia melihat hasilnya dalam bentuk tiga dimensi.
2.6
Supply Chain Management
Supply
chain management (SCM) merupakan
perpaduan antara ilmu dan seni yang mengarah padapeningkatan perusahaan bagaimana
cara memperoleh bahan mentah hingga menghasilkan barang atau jasa, pengelolaan, dan
pengirimannya. Salah satu metode
pengelolaan rantai persediaan adalah Just In Time (JIT). JIT merupakan sutu
proses yang tergantung pada suatu signal, apabila suatuproses produksi sudah
selesai dikerjakan, maka akan masuk kedalam tahap berikutnya. Penerapan JIT
memberikan arahan yang lebih jelastentang bagaimana ketetapan dalam pengadaan
bahan mentah, masuk kedalam tahap produksi hingga persediaan barang yang siap untuk
di jual.
Kekuatan teknologi merupakan salah
satu faktor yang dominan untuk melakukan supply chain management. Kekuatan
teknologi informasi ini terletak dan mempengaruhi secara langsung mutu barang
yang di produksi. Oleh karena itu, sangat logis apabila banyak perusahaan
mencari teknologi dengan berbagai cara, termasuk menggalang rantai nilai
(supply chain) dengan pihak luar. Supply chain adalah sebuah sistem yang
melibatkan proses produksi, pengiriman, penyimpanan, distribusi dan penjualan
produk dalam rangka memenuhi permintaan akan produk. Supply chain di dalamnya
seluruh proses dan kegiatan yang terlibat di dalam penyampaian produk sampai ke
tangan keonsumen.
2.6.1
Peranan Teknologi Supply Chain Management
Konsep
manajemen supply chain tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi
informasi. Secara umum peranan teknologi informasi di dalam manajemen supply
chain dapat dilihat dari dua perspektif yaitu; perspektif teknis dan
manajerial. Perspektif teknis dilihat dari fungsi teknologi informasi yang harus dipenuhi
adalah fungsi peniptaan dan fungsi penyebaran.
1. Fungsi
penciptaan
Aspek-aspek yang harus
dapat dilakukan oleh teknologi informasi adalah teknologi informasi harus mampu
menjadi medium atau sarana untuk mengubah fakta-fakta atau kejadian sehar-hari
yang dijumpai dalam bisnis perusahaan ke dalam format data kuantitatif. Cara
yang umum dan biasa dipergunakan adalah cara manual atau otomatis.
2. Fungsi
penyebaran
Terhadap entitas fakta,
data, informasi, knowledge dan wisdom, teknologi informasi memiliki
fungsi-fungsi yang berhubungan sebagai aspek penyebaran sebagai berikut:
1) Ghathering,
fasilitas yang mampu mengumpulkan entitas-entitas tersebut dan meletakkan di
dalam media penyimpanan digital.
2) Organizing,
mekanisme dalam mengorganisasikan penyimpanan entitas-entitas tersebut di dalam
media penyimpanan. Konsep-konsep struktur data, basis data dan sistem berkas
merupakan dasar-dasar ilmu yang kerap dipergunakan sehubungan dengan kebutuhan.
3) Selecting,
teknologi informasi harus menyediakan fasilitas untuk memudahkan pencarian dan
pemilihan.
4) Synthesizing,
disitu dibutuhkan gabungan antara media gambar (image) dengan teks. Teknologi
informasi harus mampu memenuhi kebutuhan manajer ini dalam menggabungkan
beberapa entitas menjadi satu paket kesatuan yang terintegrasi.
5) Distributing,
teknologi harus memiliki infrastruktur yang dapat menyalurkan berbagai entitas
dari tempat penyimpanannya ke pihak-pihak yang membutuhkannya. Untuk dapat
mendistribusikan entitas misalnya, dibutuhkan suatu media transmisi berpita
lebar (bandwith) agar performa penyebaran dapat efektif.
Pada perspektif manajerial peranan yang diharapkan
oleh perusahaan dari implementasi efektif suatu teknologi informasi, yaitu;
a. Minimize
risk, minimize risk maksudnya adalah setiap bisnis memiliki risiko, terutama
yang berkaitan dengan faktor-faktor keuangan. Saat ini telah tersedia berbagai
aplikasi untuk mengurangi resiko tersebut seperti; forecasting dan finansial
advisory. Kehadiran teknologi selain mampu membantu perusahaan yang memiliki resiko
bisnis, juga sebagai sarana agar dapat membantu manajemen dalam mengelola
resiko yang dihadapinya.
b. Reduce,
reduce maksudnya ialah perbaikan efisiensi dan optimalisasi proses-proses
bisnis di perusahaan. Peranan teknologi informasi dalam hal ini adalah sebagai
katalizator untuk berbagai usaha pengurangan biaya operasional perusahaan yang
pada akhirnya akan berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan. Cara untuk
mengurangi biaya kegiatan operasional sehari-hari, yaitu dengan eliminasi
proses, simplikasi proses, integrasi proses, dan otomatisasi proses.
c. Add
value, add value adalah kemampuan untuk menciptakan loyalitas terhadap
pelanggan sehingga pelanggan bersedia selalu menjadi konsumennya. Hal ini yang
perlu diperhatikan adalah bahwa penentuan value atau tidaknya sebuah pelayanan
atau proses adalah pelanggan atau pasar, bukan internal perusahaan yang
diharuskan menggunakan teknologi informasi untuk menciptakan value tersebut
agar dapat memuaskan pelanggan.
d. Create
new realities, creat new realities adalah perkembangan teknologi informasi
telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru, dari berbagai konsep
electronic bussiness (e-bussiness) semacam electronic commerce (e-commerce),
electronic customers (e-customers), dan lain-lain.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Industri
adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah
jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi
adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi
juga dalam bentuk jasa.
Penerapan teknologi informasi dalam
bidang indrustri sekarang ini telah meluas dipergunakan karena memungkinkan
proses produksi didalam industri lebih efisien dan lebih efektif. Didalam
proses produksi, komputer dapat digunakan untuk pengawasan numeric (numerical
control) atau untuk pengawasan proses (process control).
Pengawasan proses (process control)
berarti menyediakan otomatisasi didalam operasi proses yang kontinyu. Komputer
untuk pengawasan proses digunakan pada indrustri untuk membuat otomatis proses
produksi dan untuk mengatur secara otomatis variable-variabel yang mempengaruhi
proses produksi tersebut yang sulit dilakukan oleh manusia yang serentak.
DAFTAR
PUSTAKA
http://mukhlissofyan.co.id/pdf/2014/11/penerapan-teknologi-informasi-dalam.html,
diakses pada tanggal 8 oktober 2016
Sukses
Membangun Toko Online dengan E-Commerce, Yogyakarta: ANDI, 2011.
Yakub,
Pengantar Sistem Informasi, Yogyakarta: Graha ilmu, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar